Minggu, 26 April 2009

Maha Besar Allah mengenai penciptaan Manusia

Proses Penciptaan Manusia

Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).

2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.

3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.

4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.

Setetes Mani
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :

"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (QS Al Qiyamah:36-37)

Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.

Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim


Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging". Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.

Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer, Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development as Described in the Qur'an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific Signs of the Qur'an and Sunnah, s. 36)

Di sini, pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur'an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata "'alaq" dalam Al Qur'an:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (QS Al 'Alaq:1-3)

Arti kata "'alaq" dalam bahasa Arab adalah "sesuatu yang menempel pada suatu tempat". Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.

Pembungkusan Tulang oleh Otot


Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.

"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (QS Al Mu'minun:14)

Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi katanya.

Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.

Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:

Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)

Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim

Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.

"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)

Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:

"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)

Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:

- Tahap Pre-embrionik

Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.

- Tahap Embrionik

Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.

- Tahap fetus

Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.


Yang Menentukan Jenis Kelamin Bayi

"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan." (QS An Najm:45-46)

Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.

Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.

Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.

Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.

Sabtu, 25 April 2009

Kisah Al -Ghazali


Seorang pemikir, bagaimanapun, tidak dapat dilepaskan dari konteks sosio-kulturalnya. Hasil-hasil pemikiran, dalam kenyataaannya, tidaklah lahir dengan sendirinya, tetapi senantiasa mempunyai kaitan historis dengan pemikiran yang berkembang sebelumnya dan mempunyai hubungan dengan pemikiran yang ada pada zamannya. Asumsi ini berlaku juga pada Al Ghazaly. Kaitan historis pemikirannya dengan pemikiran cara pendahulunya dinyatakan sendiri dalam Al Munqidz Min Al Dhalal dan diperoleh melalui isyaratnya didalam Tahafut al Falasifat. Untuk mengetahui hubungan pemikiran Alghazaly dengan pemikiran yang berkembang pada zamannya, perlu diketahui suasana pemikiran waktu itu dan sikapnya terhadap kenyataan itu.

Al Ghazaly hidup ketika pemikiran di dunia Islam berada pada tingkat perkembangannya yang tinggi. Pemikiran-pemikiran tidak berhenti sebagai hasil olah budi individual, tetapi berkembang menjadi aliran-aliran dengan metode dan sistemnya masing-masing. Tingkat perkembangan ini memperlihatkan wujudnya dalam tingkat keragaman yang tinggi. Al Syahrani (w.548 H), pemikir yang sejaman dengan Al Ghazaly, menggambar-kan betapa banyaknya aliran pemikiran di dunia Islam pada waktu itu. Setiap aliran, menurut Al Ghazaly, mengklaim kebenaran pada dirinya, yang dengan sendirinya menempatkan aliran yang lain pada kedudukan yang tidak benar.

Opini umum ketika itu tentang kebenaran, kelihatannya cenderung bersifat monolitik, yang sebenarnya mempunyai akar dalam sejarah pemikiran masa lampau. Opini umum ini di topang oleh pernyataan yang diyakini sebagai ucapan yang berasal dari nabi Muhammad Saw, yang menggambarkan bahwa ummat islam akan terpecah ke dalam tujuh puluh tiga golongan, seluruhnya sesat dari kebenaran, kecuali satu golongan. Golongan atau aliran yang satu inilah yang benar, dan akhirnya symbol untuk itu menjadi ajang rebutan. Setiap pendukung aliran menganggap bahwa alirannya-lah yang dimaksud oleh hadist tersebut sebagai aliran yang benar.

Usaha Al Ghazaly dalam hal ini menjelaskan bahwa Al qur'an telah mengandung ukuran-ukuran tentang kebenaran, dan manusia telah dianugerahi alat untuk berpikir, menggunakan ukuran-ukuran tersebut ... adalah untuk membuktikan bahwa manusia tidak memerlukan imam-imam yang ma'shum lagi sesudah Nabi, sebagai sumber kebenaran. Kesimpulan tentang bathiniyyat ialah bahwa sistem pemahaman ini tidak memenuhi harapannya, karena bathiniyyat mengesampingkan daya manusia untuk menemukan kebenaran. Disini taqlid menjadi hal yang sangat penting, namun taqlid membawa kerawanan dan pertentangan.

Pada ilmu kalam, ia melihat kemandulan metodologi, kalau yang hendak dicari adalah hakikat-hakikat, sebab ilmu ini tidak dipersiapkan untuk itu. Pada filsafat, ia melihat ketidaklengkapan metodologi sehingga melahirkan inkoherensi, sebab filsafat hanya mengandalkan akal semata. Pada bathiniyyat ia melihat kekeliruan, karena dengan konsep al ta'lim, peran pengalaman, pengamatan, dan akal manusia sebagai alat-alat menemukan sendiri kebenaran dengan kitab suci sebagai pedoman, diabaikan, sehingga pengetahuan tidak diperoleh manusia dengan sendirinya.

Dalam tasawuf, cara yang ditempuh untuk menemukan hakikat, menurut Al Ghazaly, terdiri atas dua tahap, yaitu: ilmu dan amal. Ilmu yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang kosep dan langkah-langkah yang harus ditempuh didalam tasawuf, seperti zuhd, faqr, tawakkul, mahabbat, makrifat, dan sebagainya. Selain itu diharuskan pula mengetahui syariat, ilmu `aqliyyat dan
keimanan yang kuat terhadap tiga dasar keimanan. yang dimaksud dengan amal adalah mengalami secara langsung konsep dan langkah yang harus di lalui tadi. Ilmu dan amal harus menyatu. Kelihatannya ,ia menganggap bahwa pada sistem pemahaman lainnya ada keterpisahan antara ilmu dan amal, khususnya pada filsafat dan ilmu kalam. Kesan ini terlihat pada penyataan Al Ghazaly bahwa para sufi adalah arbab al ahwal (orang-orang yang memilki pengalaman langsung) bukan ash hab al aqwal (orang-orang yang hanya berbicara). Dalam tasawuf pencarian hakikat tidak akan tercapai dengan pengetahuan saja, tetapi selain itu, harus dengan pengalaman langsung.

Dalam usahanya memasuki tahap amal, Al ghazaly dihadapkan kepada keharusan memilih salah satu dari dua kemungkinan : memasuki pengalaman tasawuf dengan konsekwensi meninggalkan kedudukan dan segala fasilitas kehidupan yang telah dimiliki, atau mempertahankan kedudukan dan fasilitas tersebut dengan konsekwensi tidak memasuki pengalaman tasawuf. Menurut
pengakuannya, ia mengalami kesulitan bahkan tidak dapat menentukan pilihan, sehingga ia menderita sakit selama enam bulan. Penyelesaian yang ditempuh dalam hal ini, sama dengan penyelesaian yang dilakukan ketika ia mengalami puncak kesangsian sebelumnya, yaitu pasrah dan mengakui kelemahannya. Jalan keluar datang dengan sedirinya. Tuhan memberi kemudahan
kepadanya untuk memilih kemudahan kepadanya, untuk memilih jalan tasawuf dan meninggalkan kedudukan dan fasilitas kehidupan yang dimilikinya. Iapun mengembara dengan cara hidup sufi selama lebih kurang sepuluh tahun, dari tahun 489 H sampai dengan tahun 499 H. Menurut pengakuannya, ... dalam pengalaman tasawuf itu, ia memperoleh secara langsung (Al kasyf) ilmu-ilmu yang tidak terhingga, meskipun ia tidak menunjukkan secara tegas ilmu yang diperoleh itu. Kesimpulannya, dengan cara tasawuflah pengalaman secara langsung tentang hakikat itu dapat dicapai. Sufilah yang lebih dekat kepada tuhan, akhlak merekalah yang lebih bersih, cara hidup merekalah yang lebih benar, gerak dan diam mereka lahir dari jiwa yang disinari nur al nubuwat.

Ketika ia menguji tasawuf, pada dasarnya ia tidak menghadapi persoalan tentang validitas sumber pengetahuan yang digunakan tasawuf, sebab sebelumnya ia telah yakin adanya intuisi (al dzauwq) sebagai sumber pengetahuan diatas akal. Yang menjadi persoalan adalah menyelesaikan konflik bathin antara memasuki pengalaman tasawuf dan mempertahankan kedudukan dan fasilitas kehidupan duniawinya. Yang menarik perhatian dari proses pencariannya adalah bahwa, ia kelihatannya mempunyai sikap dasar yang tetap, yaitu memandang segala sesuatu senantiasa dalam hubungannya dengan tuhan. Ketika ia mengalami puncak kesangsian akibat ketidak mampuannya membuktikan wujud sumber pengetahuan diatas akal, setelah ia meragukan indera dan akal, penyelesaian yang di tempuh nya adalah mengakui kelemahannya dan pasrah kepada Tuhan ….

Situasi ini juga pernah dialami Nabi Yusuf ketika nafsunya sudah mulai goyah oleh rayuan dan kecantikan wajah Siti Zulaiha, beliau mengakui ketidak mampuannya menerima godaan nafsunya " ('innan nafsa lammaratun bissu') dan situasi yang sangat mencekam bathinnya itu ditulis dalam QS. Yusuf: 24 " sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat burhan dari tuhannya, demikian agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian, sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang ihlash (berserah diri)"

Yusuf terbebas dari konflik bathinnya dikarenakan Allah telah mencabut rasa nafsunya yang bergejolak ….dia mengaku tidak kuat melawan nafsunya kemudian ia berserah diri kepada Allah. Saat itulah tuhan memberikan ilmu kasyaf berupa burhan (hidayah) sehingga sifat keji dan mungkar lenyap dalam hatinya. Bukan karena usaha mencegah dari perbuatan itu … akan tetapi karena
tuntunan dan inayah dari Allah Swt.

Ihya' `ulumuddin , merupakan rangkaian pengalaman bathinnya Al Ghazaly, bukan hasil dari pemikiran dan gagasannya, oleh karena itu kita tidak bisa melakukan amalan seperti yang di tulis Al Ghazali kecuali turut memasuki jalan rohani secara benar, … apalagi hanya diseminarkan dan menjadi kajian-kajian ditempat-tempat mewah …

Seperti apa yang pernah saya sajikan pada setiap artikel, ialah menempuh jalan spiritual dengan sangat sederhana dan ikhlash. Kalau jalan ini ditempuh dengan rela maka semua yang tercantum dalam ajaran islam sedikit demi sedikit akan memasuki dunia bathin kita, … dan tuntunan itu akan terus mengalir, seperti : kesabaran ketawakalan, kekhusyu'an, dan keimanan yang sangat kuat.

Ternyata Alghazaly membuktikan sendiri, bahwa memang Allah-lah yang mampu mencabut kekejian dan kemungkaran didalam hati manusia (kalian tidak akan pernah bersih selama-lamanya, akan tetapi Allah-lah yang akan membersihkan hatimu dari pebuatan keji dan mungkar. (Lihat QS Maryam; 21)

Konsep Al qur'an ini sebenarnya sangat sederhana ... hanya dengan berserah diri kepada Allah maka Allah akan membuka hati kita memberikan kefahaman dengan jalan ilham, yaitu ilham kebaikan, ilham kekhusyu'an, dan ilham keimanan, serta perbuatan-perbuatan yang baik (demi jiwa ... dan kesempurnaanya..maka Allah mengilhamkan jalan kejahatan dan jalan kebaikan .. QS.Asy syams 7-8). Sampai kini kita masih mendapat ilham kejahatan karena ..kejahatan dan kekejian serta ketidak khkusyu'an mengalir dalam bathin kita tanpa ada yang mampu menghalaunya termasuk kita ... (mudah-mudahan tidak)

Perlu diketahui bahwa Al Ghazaly sebelum menjadi sufi, adalah seorang guru besar di universitas Nizamiyah, pemikir, filosof, ahli kalam, ahli fikih dan ilmu-ilmu yang lainnya, … justru karena ilmu-ilmu itu tidak memberikan manfaat terhadap bathinnya, maka beliau memutuskan mempraktekkannya dengan jalan meninggalkan seluruh aktivitasnya ... untuk beribadah kepada Allah ... (uzlah ). Setelah berhasil, beliau menulis kitab besar yang di beri nama Ihya' ulumuddin …… Al Ghazaly, pernah melakukan uzlah selama 120 hari … pada saat itulah beliau mendapatkan ilmu kasyf yang terkenal itu.

Demikian-lah kira-kira cerita Al ghazaly, agar menjadi perhatian, bahwa ilmu yang banyak belum tentu memberikan manfaat jika jiwa belum menggantungkan secara total hanya kepada Allah…..

Suatu ketika ada seorang jamaah saya (seorang ustadz yang telah mendalami ilmu agama di pesantren selama 17 tahun dan di LIPIA, Salemba), menghubungi saya melalui telepon mengabarkan putrinya sakit keras … sekaligus minta tolong untuk di do'akan agar sakitnya menjadi sembuh…kelihatannya ia panik dan cemas …saya hanya berkata singkat : "jauh mana antara jarak anda kerumah saya dengan Allah yang maha dekat lagi maha penyembuh ?" ….dia tampak terkejut dengan jawaban saya … kemudian dia sadar …dan tidak berselang lama sekitar dua jam … dia telepon lagi untuk mengabarkan bahwa anaknya sudah sembuh dari sakitnya … Rupanya ia mengadu kepada Allah atas sakit anaknya tersebut ia berdo'a sendiri dengan serius … dan Allah menjawab do'anya.

Demikianlah contoh bahwa agama itu bukan disandang untuk aksi akan tetapi untuk diamalkan...


Rahasia Ilmu Laduni

Ilmu ladunni diambil dari kalimat 'minladunna ilman', ... ilmu yang berasal dari sisi Kami (Allah) tercantum dalam QS. Al Kahfi : 65

" lalu mereka bertemu dengan seorang hamba diantara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami"

yaitu ilmu yang langsung berasal dari Allah berupa ilham atau wahyu. Menurut para mufassir hamba Allah di sini adalah nabi Khaidhir, dan yang dimaksud dengan rahmat ialah wahyu dan kenabian. Sedang yang dimaksud ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang tercantum dalam kisah nabi Musa dan nabi Khidhir berikut ini:

Musa berkata kepada Khidhir: bolehkah aku mengikutimu supaya mangajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ? Dia menjawab: sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan saggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ? Musa berkata: insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun. Dia berkata: kamu mengikutiku, maka janganlah kau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhir melobanginya, Musa berkata: mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya ? Sesungguhnya kamu telah berbuat kesalahan yang besar. Dia (Khidhir) berkata: bukankah aku telah berkata : sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku. Musa berkata : janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Maka berjalanlah keduanya: hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhir membunuhnya. Musa berkata: mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain ? sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar. Khidhir berkata: bukanlah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku ? Musa berkata: jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku. Maka keduanya berjalan: hingga takala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata: jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidhir berkata: inilah perpisahan antara aku dengan kamu: aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya) Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shaleh, maka tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari tuhanmu. Dan bukanlah aku melakukannua itu menuruti kemauanku sendiri, demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. (QS. Al Kahfi:66-82)

Dari kisah tadi dapat disimpulkan bahwa ilmu ladunni adalah ilmu mukasyafah (mampu melihat dengan pandangan bathinnya) yang berasal dari ilham maupun dari wahyu.

Juga dapat disimpulkan bahwa ilmu mukasyafah banyak bertentangan dengan ilmu syariat yang ada, sehigga tidak bisa dijadikan landasan hukum agama. Karena itu Musa selalu membantah apa yang dilakukan oleh nabi Khaidhir. Maka dari itu ilmu mukasyafah itu hanya untuk diri sendiri dan bagi yang mengerti ilmu ini saja, bukan dijadikan dalil hukum-hukum agama. Kecuali yang tidak bertentangan dengan nash Alqur'an dan Al hadist .

Ilmu mukasyafah ini bukan hasil mempelajari suatu ilmu tetapi merupakan ilham yang diletakkan kedalam jiwa orang mukmin yang hatinya bersih. Jika hal ini terjadi kepada kita maka kita diberi kefahaman untuk menangkap suatu kejadian yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. Karena jiwa yang bersih dapat melakukan komunikasi kepada sumber ilmu yaitu Allah yang maha mengetahui segala sesuatu.

Adapun manfaat ilmu mukasyafah ini adalah untuk menjaga dan mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap kita maupun terhadap lingkungan, sehingga kita bisa mengantisipasi sedini mungkin ... ittaquu firasatal mukmin ... percayalah kepada firasatnya orang-orang mukmin

Dikalangan ummat-ummat sebelum kalian telah ada muhaddatsun. Kalaupun ada seorang diantara ummat yang seperti itu maka dialah Umar bin khathab (mutthafaqun alaih )

Menurut Ibnu Atsir : penafsiran kata "muhaddatsun" pada hadist diatas adalah: mulhamun (orang-orang yang mendapat ilham) dan pengertian mulham (bentuk tunggal dari mulhamun) adalah orang yang disusupkan sesuatu kedalam jiwaanya, lalu dengan sesuatu tersebut dia mengabarkan dugaan dan firasat. Dan sesuatu tersebut merupakan salah satu jenis dari wahyu yang Allah istimewakan dengan siapa saja yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya yang dipilih, seperti Umar bin khathab.

Bisakah jin menyakiti kita ?

Anda tidak akan bisa diganggu oleh makhluk jin jika anda meninggikan kesadaran anda menjadi jiwa yang selalu berserah diri kepada Allah, dengan demikian anda akan melihat alam-alam dibawah anda seperti jin dan syetan. Mengapa para wali dan nabi mengettahui keadaan alam dibawahnya, … karena mereka adalah orang-orang yang berserah diri. Dengan berserah diri kepada Allah seketika itu alam-alam tidak akan bisa mempengarui keadaan jiwa anda.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari syetan. Mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya (QS. Al A'raaf:201)

Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan merteka semua kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash (berserah diri) (QS. Shaad: 83)

Jika anda seorang ahli hukum atau insinyur sipil … anda akan lebih mengetahui terhadap orang yang bukan ahli dibidang itu ... anda akan faham isi fikiran orang tersebut sampai dimana kemampuan orang tersebut masalah hukum maupun bangunan, … anda tidak bisa dibohongi oleh tingkah pola orang-orang yang bukan ahli, ... walaupun mereka mengatakan dirinya adalah insyinyur atau sarjana hukum.

Karena orang yang ingat adalah mengingat kepada Tuhan yang maha tak terjangkau maka jiwa anda adalah menembus wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk-makhluk seperti jin dan syetan ... itulah jiwa orang yang mukhlasin /mukminin …

Apabila jiwa anda sampai pada taraf ini, insya Allah ucapan anda adalah berupa do'a yang dikabulkan (sabda pandita ratu) mengucap sesuatu langsung terjadi … Atau ketika anda ingin sesuatu misalnya ingin makan sate … tiba-tiba merasakan rasa sate didalam mulut anda padahal anda tidak makan sate … kemudian tidak terlalu lama ada orang yang datang mengantar sate kepada anda … juga setiap anda mendo'akan orang biasanya langsung terjadi tidak terlalu lama …

Mudah-mudahan saya berkata begini bukan karena kebohongan atau cerita dongeng, ... benar-benar dialami oleh rekan-rekan jamaah dzikrullah

Rasa PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh Administrator

Sebelum saya menjelaskan masalah rasa lebih lanjut, sebaiknya kita mendasari pembicaraan ini dengan QS.surat Al hijr : 29;

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya , dan telah meniupkan kedalamnya RUH-KU, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Berbicara mengenai rasa, sulit bagi sebagian orang memahaminya dengan baik, karena terkadang bahasa tidak mampu mengungkapkannya makna rasa yang sebenarnya. Namun kita bisa memahami jika mengerti asal kejadian manusia. Yang pada awalnya menusia tidak memiliki rasa "ADA". Setelah dihembuskan ruh-Ku, manusia itu merasakan "ADA" Ruh-Ku ini menjadi sumber konflik antara kita. Sehingga banyak yang tidak berani membahas apa itu "RASA JATI", Dalam surat Al isra':85 " katakan bahwa ruh itu amar Tuhanku " ada yang menterjemahkan bahwa ruh itu adalah rahasia Tuhanku.

Didalam Alqur'an surat Al Qiyamah:14, Akan tetapi di dalam diri manusia ada Bashirah ( rasa tahu )

Baiklah saya akan mencoba merunut asal rasa itu dari fisik yang kita rasakan sekarang.

Apabila panca indra seseorang mengamati dan menangkap perangsang dari luar, maka perangsang ini oleh pancaindra diubah menjadi tenaga listrik yang disebut kesan. Kesan ini dikirim melalui syaraf tepi kepada syaraf pusat. Syaraf pusat lalu memberi perintah-perintah melalui syaraf tepi kepada urat daging untuk melaksanakan perintah. Bila syaraf pusat tidak memberikan perintah ,maka urat daging tak mungkin bergerak. Dengan demikian tidak terjadi suatu perbuatan.


Sampai mana arus itu mengalir, sampai itu pula kesadaran kita mencapai tingkatannya. Oleh sebab itu kesadaran manusia bertingkat-tingkat.

  1. Jika arus ini mengalir sampai hanya pada pangkal otak, kesadaran nya dinamai kesadaran pendahuluan. Ini terdapat pada bayi atau hewan yang berderajad rendah,
  2. Jika arus ini dapat mengalir sampai kepusat kesadaran dan pusat ingatan, maka dinamakan kesadaran sederhana. Contoh: anak-anak pada masa usia 1-6 tahun, bangsa-bangsa primitif, dan binatang-binatang yang berderajat lebih tinggi
  3. Kalau arus bio-electric dapat bergerak samapai ke pusat akal dan pusat kemauan, berarti bahwa seseorang telah menemukan "AKU" nya. Mengenai ini dapat dilihat pada anak-anak yang mencapai akhir masa hayatinya (pubertas) . dalam keadaan serupa ini kesadarannya disebut kesadaran diri-sendiri
  4. Apabila manusia di dalam sadarnya dapat berhubungan dengan rohaninya, maka kesadarannya meningkat menjadi kesadaran luhur (kesadaran jiwa). Kalau hubungannya sudah konstan , tetap, tingkah lakunya pun menunjukkan ketulusan hati yang dalam. Terhadap kesadaran ini dapat kita saksikan pada orang-orang yang menjalankan zuhud (melepas segala ikatan materi), dan sudah sampai ke derajat yang mukhlasin.
  5. Lebih jauh lagi, bilamana kesadarannya sudah dapat menghubungkan diri kepada dzat mutlak (meta kosmos), maka disebut kesadaran Ruh (AKU SEJATI) atau rasa jati. , yaitu rasa yang hakiki yang mengetahui semua rasa (alam), Aku inilah yang mengetahui segala rasa, sedih, rasa takut, rasa marah, rasa benci, rasa capek, rasa lapar, rasa ngantuk dan seluruh alam rasa. Sebab semuanya tidak ada manfaatnya jika sang Aku tidak ada.

Sebelum anda menyadari rasa jatinya , anda mengira sakit itu yang merasakan adalah tubuh ini, kemudian kita merunut keatas, dari sentuhan fisik yang dihantar oleh bioelectric yang menghasilkan kesan ditangkap oleh pangkal otak ..dari pangkal otak kita menyadari siapa yang merasakan setelah sampai pada pusat otak !! Ialah AKU sejati yang melihat (merasakan ) itu, ialah pusat pengetahuan tentang rasa, dia berada meliputi fisik bukan didalam fisik. Sehingga jika sang Aku telah meninggalkan fisik maka rasa itu tidak ada dalam fisik ini (mati) , anda perhatikan saat orang tidur ..walaupun otak dia tetap bekerja,namun Aku tidak merasakan lagi sebagai fisik ini..akan tetapi pindah dari kesadaran fisik menuju kesadaran jiwa, begitu seterunya .

Mungkin dibawah ini membantu menambah pengertian atas rasa tadi :

Sebelum anda bisa mengendarai (menyetir) mobil, menurut perasaan anda mobil itu besar sekali dan jalanan sepertinya sangat sempit, sehingga tampak terpisah antara mobil dan pikiran..anda menjadi gugup saat berpapasan dengan pengendara sepeda motor

Lama- kelamaan rasa anda meluas meliputi body mobil, seakan tubuh anda menjadi mobil itu sendiri, sehingga jika berjalan kencangpun terasa mengikuti irama perasaan anda. Reflek otak anda menggerakkan rem, kopling, wiper, bunyi knalpot, dan getaran mobil, sehingga jika ada sesuatu yang ganjil terhadap bunyi mesin itu terasa menyentuh langsung kepada perasaan anda (otak). Jika mobil itu terantuk batu yang besar .ADUH !! anda merasakan kesakitan. Mengapa anda yang menjerit kesakitan ..padahal anda dengan mobil itu berbeda..anda bukanlah sebuah mobil itu. Siapa yang merasakan enak tidaknya membawa mobil .mobil itu tidak bisa merasakan apa-apa. tapi saya bisa merasakan mobil itu enak atau tidak ..itulah gambaran rasa jati ..asalnya segala rasa, yang meliputi segala sesuatu.

Puasa PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh Administrator

Ada sebuah hadist yang sangat populer yang sering kita dengar dalam setiap ceramah Ramadhan: "Berapa banyak orang menjalankan puasa, akan tetapi hanya mendapatkan rasa haus dan lapar …" ( shahih)

Abu Hurairaah ra berkata : Rasulullah Saw. bersabda: "jika kamu sedang puasa, maka jangan berkata keji, dan jangan ribut (marah) dan jika ada orang memaki atau mengajak berkelahi, hendaklah diberi tahu : saya sedang berpuasa." ( Bukhari, Muslim)

Abu Hurairah ra. Berkata: Bersabda Nabi Saw. "siapa yang tidak suka meninggalkan kata-kata dusta, dan perbuatan yang palsu, maka Allah tidak membutuhkan dari padanya, puasa meninggalkan makan dan minumnya" ( Bukhari )

Dari penjelasan hadist diatas, sudah dapat dipastikan bahwa Allah tidak menerima puasanya orang yang sekedar menahan rasa lapar dan haus … dan Allah tidak menerima puasanya orang yang masih berkata keji dan dusta.

Kalau kita perhatikan, disamping perlakuan syari'at secara fisik Allah sangat mengutamakan syari'at rohani. Karena rohani merupakan kenyataan diri yang sejati, sehigga kita diwajibkan untuk berkata jujur, berhati bersih, jernih, dan tidak memperturutkan hawa nafsu yang selalu berkecenderungan kedalam nista.

Saya akan mengajak anda untuk mengikuti rangkaian perjalanan rohani yang berpuasa !

Mula-mula anda diperintahkan untuk meninggalkan makan, minum, bersetubuh (jimak). Selanjutnya dilarang berkata dusta, dengki, … dan perbuatan yang palsu. Setelah anda lakukan peredaman terhadap aktivitas gejolak fisik, selama satu bulan penuh. Apa yang anda rasakan, ... adalah redamnya gejolak (nafsu) yang kemudian mengakibatkan loncatan kesadaran dari kesadaraan fisik berubah menjadi kesadarah jiwa sejati, atau secara umum dikatakan kembali kepada fitrah (idul fitri) …

Adakah pengalaman yang serupa dengan puasa ? Ialah saat anda menjelang tidur, dimana aktivitas fisik sudah mulai mereda, ... saat farji sudah tidak lagi bernafsu terhadap wanita, ... saat mulut sudah tidak ingin makan dan bicara, ... saat telinga tidak ingin mendengarkan sesuatu, ... saat pikiran istirahat merekam aktivitas. Dan saat itulah roh anda lepas, memasuki kesadaran di alam mimpi. Anda tidak akan bisa memasuki alam ini jika tidak melalui proses peredaman fisik (hampa aktivitas fisik). Begitu juga hal nya dengan puasa, ... yang diawali dengan peredaman-peredaman emosional yang bergejolak selama satu bulan lamanya.

Jika anda mengerti tujuan puasa adalah kembali kepada kesadaran sejati (aku), maka anda akan memasuki kesadaran baru yaitu kesadaran roh suci seperti bayi …itulah kesejatian …itulah aku yang hakiki yang tidak pernah bohong, yang selalu mengikuti kehendak-kehendak Ilahi (qulil ruh min amri rabbi), ... katakan bahwa roh adalah selalu mengikuti amar-amar Tuhanku. ( QS. Al Isra':85)

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan menurut fitrah itu (QS. Ar Rum:30)

Kalau anda menyadari sebagai ruh yang suci (fitrah)..maka perilaku anda akan sesuai dengan fitrah Allah, yaitu baik yang ditulis dalam Alqur'an maupun yang berupa sunnatullah (kauniyah). Inilah tujuan puasa, ... yaitu kembali kepada fitrah sejati ... seperti telah saya bahas pada latihan patrap, atau dalam artikel bab hakekat manusia, tentang kesadaran diri dan kesadaran universal.

Sadari bahwa diri anda yang sejati (roh) tidak pernah tidur..tidak pernah makan, … tidak mati … sehingga Tuhan perlu menyadarkan kita dengan jalan berpuasa di bulan Ramadhan. Seolah Dia berkata jadilah dirimu yang sejati (fitrah) karena dirimu yang sejati adalah roh yang dihembuskan dari Rabb-Nya..yang terjaga kesuciannya, ... jangan engkau menjadi kotor akibat kenistaan badanmu (QS. Al hijr : 28-29). Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya karena ia akan mendapat ilham ketaqwaan (QS. Asy syams :7-9)

Setelah anda terbebas (bersih) dari pengaruh fisik suasana menjadi sangat hening dan damai, yang lebih dominan sekarang adalah kata hati yang suci yang selama ini tenggelam sehingga dikatakan dia sebagai suara hati yang kecil … sebutan suara hati kecil itu sebenarnya adalah sejati diri kita, yang sering berlawanan dengan keinginan nafsu, dan nafsulah yang banyak mengendalikan gerakan tubuh kita selama ini. Untuk itulah Allah menggembleng jiwa kita untuk memunculkan rasa jati yang selalu mengajak kepada kebaikan. Jika hal ini berhasil … perilaku anda secara otomatis menjadi baik tanpa direkayasa oleh pikiran dan keinginan. Karakter itu mengalir tanpa ada usaha kita.

Inilah lailatul qadar, yang ditunggu-tunggu seluruh ummat,

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alqur'an) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ( QS. Al Qadr : 1-5)

Idul fitri, ... adalah terbebasnya diri sejati dari pengaruh syawat, sehingga dirayakan menjadi hari kemenangan. Akan tetapi kadang kita menjadi salah kaprah terhadap peristiwa kemenangan jiwa dalam kebebasan dari pengaruh syahwat, yaitu berpesta pora kembali memenuhi keinginan syahwat. Namun jika anda betul-betul telah kembali suci maka akan tampak …dalam diri anda perubahan yang sangat luar biasa ….anda menjadi sangat baik ... ikhlas dalam segala hal ... menerima segala keputusan Allah, ... dan terasa kesejukan iman mengalir dalam aliran darah. Hal ini anda bisa coba pada kesempatan Ramadhan akan datang, sehingga tulisan saya bukanlah sebuah cerita dongeng yang tidak bisa dipertanggung jawabkan … namun anda benar-benar akan bisa merasakan secara langsung, tanpa rekayasa !!

Sungguh dahsyat getaran iman itu sampai terbit fajar, … anda tidak akan kuasa merasakan getaran taqwa yang turun dari Allah menyinari hati yang dibawa oleh para malaikat yang suci … anda benar-benar berubah … roh anda rela terhadap Tuhan serela-relanya

Uzlah PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh Administrator

Pengetian Uzlah adalah mengasingkan diri dari ikatan duniawi… Imam Alghazaly menggambarkan mengenai uzlah, adalah seperti kita tidak terikat terhadap air yang ada disumur … walaupun kita sangat membutuhkan akan air tersebut sebagai sumber kehidupan. Alqur'an juga telah menggambar-kan orang yang terpaut hatinya kepada Allah (tidak terikat oleh dunia), namun juga tidak melalaikan tugas dan kewajibannya sebagai karyawan dan tanggung jawab terhadap keluarganya ...

Firman Allah: "Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah …." ( QS. An Nur: 37)

Uzlah, ... tidak perlu pergi ke goa atau tempat yang sepi untuk meninggalkan ativitas dunia.

Lakukanlah dirumah atau dimasjid …pada saat orang semua sedang tidur di akhir malam … Lepaskan ikatan dunia anda, baik dipikiran maupun dihati … Lepaskan dan serahkan kepada Allah, bahwa semua yang kita miliki adalah karunia dari Allah.

GURU kita adalah Allah, Dia yang akan menjadi penuntun jalan rohani (Ar rasyid), Dialah sebagai pemberi petunjuk (Al hadi) dan Dialah gurunya bagi orang yang bertakwa, "wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan menjadikan bagimu furqan (pembeda)." (QS.8:29) … `allamal insaana malam ya'lam …Allah mengajarkan manusia dari apa-apa yang tidak diketahui (QS.96:5). Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh datang kepada Kami ,akan kami tunjuki kepada mereka jalan-jalan Kami…(QS.29:69)

TUNTUNAN-NYA adalah syari'at

Sikapnya, berserah diri secara total, sebab syetan tidak akan mampu menembus wilayah rohani yang pasrah kepada Allah … iblis menjawab: "demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka" (QS. 38:83). Niatkan semua karena Allah … jangan ingin mendapatkan kesaktian … pasrahkan secara total kembali roh kita kepada Allah…

Lakukanlah praktek seperti yang saya tulis pada bab dzikrullah / patrap pertama ! Baru saja ikhwan kita dari Semarang menghubungi via telepon, bahwa ia telah berhasil mendapat kan pengalaman rohani, juga ada sebuah group band bernama "Semesta", semuanya berhasil mendapatkan sentuhan rohani … dan banyak lagi yang telah melakukannya secara serius tanpa harus bertemu dengan saya … karena saya sekedar memberikan informasi akan hakikat ketuhanan ... bukan guru ketuhanan …bahwa jika kita betul-betul melaksanakan apa yang tertera didalam Alqur'an, insya Allah kebenaran yang anda peroleh sama rasanya dengan kebenaran yang di peroleh imam Alghazaly, para sahabat nabi, wali-wali…

Nantinya anda akan membenarkan apa yang dikatakan oleh mereka … ternyata apa yang ditulis oleh para syekh itu benar ... karena anda juga marasakan hal yang sama…..

Seperti rasa manis, siapapun akan mengalami rasa yang sama jika kita mencoba mencicipi, maka dari itu ilmu ini disebut ilmu hakikat … ilmu kebenaran ... ilmu kepastian … dan ilmu kesempurnaan iman ….

Contohnya begini, …Allah mengatakan ciri-ciri orang beriman itu jika dibacakan ayat-ayat Allah maka hatinya bergetar … bahkan dikatakan mereka akan histeris tersungkur, menangis jika disebut Allah …. (lihat QS. Al Anfaal : 2 dan QS. Maryam :58)

Mari kita bicara jujur ... sudahkan ada ciri-ciri ini pada kita ?? Kalau tidak ada, apakah pantas kita disebut orang beriman ??? Nah, ayat tsb. sebagai barometer, kalau ternyata hal ini ada pada kita, maka kita disebut telah mengimani adanya ayat diatas secara hakiki ... bukan katanya pak Ustadz ... akan tetapi tahu dengan sendiri (pengetahuan kasyf-nya). Keyakinan anda berubah dari doktrin percaya (wajibul yakin) terhadap ayat diatas, menjadi hakkul yaqin, keyakinan yang timbul dari kebenaran yaitu Allah Swt. Melalui hidayah inilah iman yang sebenarnya karena keyakinan anda tidak akan bisa diubahkan … seperti yang dialami oleh Sayyidina Bilal yang disiksa oleh tuannya, dia tetap mengatakan ahad ... ahad …ahad … karena iman sudah terukir dalam jiwanya ….

Mengenai ada jama'ah yang berkeliling dan mendatangi rumah ke rumah itu bukan Uzlah, akan tetapi mereka adalah kelompok Jamiatut tabligh yang berpusat di Negara Pakistan ... kalau di Jakarta di pusatkan di masjid Kebun jeruk .. jalan Harmoni…

Mereka diajarkan bagaimana bersiwak,makan ala Rasulullah …. Shalat. sunnah, masuk dan keluar wc mengikuti cara hidup Rasulullah untuk selama beberapa hari ... ada yang tiga hari ... tujuh hari ... satu bulan ... atau tiga bulan , tergantung kesanggupan jamaah….

Akan tetapi, amalan-amalan seperti itu akan menjadikan jenuh kalau timbul dari rekayasa dan gagasan fikiran atau dibuat-buat … lama kelamaan capek dan capek yang didapat. Kecuali jika kita mendapatkan tuntunan dan bimbingan dari Allah, sebagaiman Alghazaly mendapatkan mukasyafah dengan jalan olah spiritual, yakni berserah diri kepada Allah terus menerus …

Tharikah dan Kultus Tokoh Islam PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh Administrator

Thariqah merupakan methode untuk mendidik murid agar disipilin didalam berdzikir kepada Allah. Dalam thariqah itu ada Mursyid …(pembimbing) sebagai washilah, biasa disebut syekh. Beliaulah yang menghantarkan jalannya rohani sang murid untuk bisa sampai kepada tingkat lebih tinggi, … kadang ada yang lebih ekstrim, kita disuruh membayangkan wajah seorang guru mursyid agar mempermudah jalan rohaninya, karena dianggap sang syekh memiliki kekuatan rohani yang tinggi, yang mampu menggetarkan dan membangkitkan rohani yang sudah lama tenggelam …

Didalam thariqah ada bai'at, harus memiliki dan mengakui syekh dan jalan thariqahnya, ... apakah Syekh Naqsabandy atau Syekh Abdul Qadir Jaelani seseuai dengan penciptanya.

Biasanya seorang murid di talqin (dzikrul maut), dengan cara dimandikan seperti orang mati dan kemudian dikafani … Setelah itu sang murid diwejang dan diijazahkan sebuah amalan dzikir yang harus dilaksanakan setiap waktu dengan jumlah tertentu … Dzikir-dzikir tersebut gunanya untuk membersihkan lathaif-lathaif, seperti meletakkan lafadz dzikir di dalam qalbu, di nathiqah … sirr sampai kullu jasadin … Jika sang murid menguasai dzikir tersebut dengan baik, maka ia akan dinaikkan kepada tingkatan dzikir yang lebih tinggi … muraqabah-muraqabah dst.

Biasanya ajaran thariqah memiliki silsilah sanad, sampai kepada Rasulullah. Hal inilah yang banyak diragukan oleh sebagian ulama, dan terkadang bagi salik yang fanatik menganggap orang yang ber tasawuf namun tidak memiliki guru, maka gurunya adalah syetan … menurut syekh Ar Rifai, orang yang berkata demikian adalah orang yang tidak mengerti kedudukan tasawuf (lihat kitab jalan ruhani karangan syekh Sa'id Hawwa, hal.73)

Saya sependapat dengan syekh Ar Rifai, bahwa pembuka hidayah bukan hak manusia, kecuali dia hanya sebagai pemandu jalannya rohani, bukan sebagai washilah atau birokasi ketuhanan ... dimana sang syekh dianggap sebagai penghubung / perantara kepada Allah …

Bagi saya guru mursyid itu adalah syariat agama, dan merupakan pemandu yang bersih dari pikiran dan keakuan manusia … Syari'at adalah firman Allah, ... dan jalan utama untuk mengetahui salah tidaknya suatu perjalanan ruhani, … untuk lebih mempercepat sampai kepada Allah ... Janganlah terpengaruh dengan kata orang, bahwa untuk menuju Allah diperlukan guru mursyid … Jika hal itu dilakukan dan merupakan keharusan, … bagaimana dengan jalan ruhani, yang kita lakukan selama ini, yakni shalat … apakah diperlukan washilah ?? Padahal shalat merupakan jalan ruhani kita atau biasa disebut mikrajnya kaum mukminin, … disana kita tidak ada pemandunya (mursyid) kecuali hanya syari'at yang telah dituntun oleh agama …

Adapun sanad atau silsilah, … ajaran kita telah mengambil nash yang masyhur, mutawatir, dan di akui oleh seluruh kalangan ... apakah syi'ah maupun sunni ...